SELAMAT DATANG DI BLOG AMIR ...

Minggu, 11 Oktober 2015

LAPORAN BUDIDAYA RUMPUT GAJAH



LAPORAN PRATIKUM
 BUDIDAYA RUMPUT GAJAH
( Pennisetum Purpureum )
 

OLEH

AMIR SETIAWAN

AGRIBISNIS SAPI PERAH BATCH II
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIKAN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PERTANIAN
VEDCA CIANJUR
2015
 

 

BAB I PEDAHULUAN

1.1   Latar belakang

Dalam usaha peternakan , hijauan makanan ternak adalah hijauan-hijauan yang berasal dari tumbuhan yang dapat di konsumsi oleh ternak dan tidak berpengaruh pada kesehatan ternak yang di gunakan untuk tumbuh,berkembang biak dan beraktivitas serta kebutuhan hidup pokoknya . Menurut  nurul arifah ( 2012 ), satu bagian yang memberikan pengaruh besar yaitu 60-80% pada berlangsungnya peternakan adalah pakan ( feeding ). Pakan adalah biaya terbesar yang harus di keluarkan karena berhubungan dengan hasil produksi yang di inginkan secara langsung.
 Berdasarkan penggolongannya Hijauan makanan ternak meliputi rumput-rumputan, daun-daunan, leguminosa, dan limbah pertanian. Ternak ruminansia pada umumnya lebih menyukai rumput-rumputan. Hal ini karena, nutrisinya yang lengkap dengan palatabilitas tinggi dari pada hijaun yang lain, dan tingkah laku serta habitat di ekosistemnya sudah terbiasa memakan jenis rumput-rumputan. Maka peternak harus memikirkan jenis hijaun yang akan di budidayakan secara optimal.
Penyediaan lahan sebagai lahan rumput atau hijauan sudah semestinya harus di pikirkan jauh, selain jenis hijaun yang akan di tanam sebelum usaha peternakan berjalan dan berkembang. Di Indonesia potensi lahan untuk lahan hijaun sangatlah luas. Hal ini terbukti dengan masih banyaknya daerah tertinggal yang belum di optimalkan penggunaan lahannya. Selain itu kita harus mengetahui cara pengolahan lahan yang tepat dan benar, apabila telah memiliki ketersediaan lahan penanaman, sehingga mendapatkan produktivitas yang tinggi.
Kemudian selain pengolahan lahan, jenis rumput yang akan di tanam, kita harus mengetahui ciri-ciri bibit yang baik, serta cara perawatan dan pemupukan tanaman yang baik untuk  mendukung tercapainya produksi yang tinggi untuk mencukupi kebutuhan hijauan di suatu peternakan. Dalam laporan pratikum ini akan di jelaskan pengolahan lahan, penanaman , dan perawatan salah satu jenis rumput potong.




1.2   Tujuan pratikum

Adapun tujuan dari di lakukannya pratikum ini yang dapat saya berikan adalah sebagai berikut :
·         Untuk mengetahui cara memilih lahan yang baik dan tepat
·         Untuk mengetahui cara mengolah lahan yang benar , efesien dan optimal
·         Untuk mengetahui cara pemilihan bibit yang baik, penanaman, serta perawatan rumput yang baik dan optimal
·         Untuk mengetahui pertumbuhan serta produktivitas rumput
·         Untuk mengetahui kendala  dan solusi dalam  budidaya rumput gajah yang di hadapin.

1.3   Manfaat pratikum

Adapun manfaat kita dapat dari di lakukannya pratikum ini adalah sebagai berikut :
·         Mahasiswa di harapkan mampu dalam memanajemen pakan dalam usaha peternakan.
·         Mahasiswa di harapkan mampu melakukan pemilihan lahan hijauan dan pengoalahn lahan yang tepat.
·         Mahasisawa di harapkan mampu mengaplikasikan cara penanaman , perawatan, dan pemupukan rumput gajah secara tepat , efesien dan optimal.
·         Mahasiswa mampu melakukan budidaya ternak sapi perah yang mandiri.









BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rumput gajah

            Rumput gajah (Inggris: elephant grass, naper grass, Uganda grass; Latin: pennisetum purpureum) adalah rumput bernutrisi tinggi berukuran besar yang biasanya dipakai sebagai pakan ternak seperti sapi, kambing,  gajah, dll. Rumput gajah banyak dibudidayakan di Afrika karena ketahanannya terhadap cuaca panas. Rumput gajah mempunyai beberapa varietas, antara lain varietas Afrika dan Hawai, (Wikipedia,2015). 
            Panen pertama rumput gajah dilakukan pada umur 90 hari pasca-tanam. Panen selanjutnya 40 hari sekali pada musim hujan dan 60 hari sekali pada musim kemarau. Tinggi pemotongan dari permukaan tanah kira-kira 10–15 cm. Produksi hijauan rumput gajah antara 100-200 ton/ha/tahun. Peremajaan tanaman tua dilakukan setelah 4-6 tahun untuk diganti dengan tanaman yang baru.(Wikipedia,2015).

2.2 Budidaya rumput gajah

·         Bibit
Cara  vegetative dilakukan dengan membagi rumpun akar dan bonggol atau dengan stek batang (minimal 3 ruas, 2 ruas dibenamkan dalam tanah, 1 stek batang dapat dibagi menjadi 2 bagian atau 3 bagian) menurut,(lembah gogoniti farm,2015).
·         Penanaman
Bersihkan lahan yang akan ditanami rumput dari tanaman gulma dan semak belukar. Buat guludan( gundukan tanah dan tinggi) lebar 60-80 cm dengan tinggi 20 cm . Tanam bibit rumput berupa stek minimal 3 ruas dan2 ruas ditanam dalam tanah di tengah guludan Jarak tanam dalam barisan 75 cm. Jarak tanam antar barisan 75- 150 cm.
·         Pemeliharaan
Pemeliharaan hanya melakukan penyiangan, dan penyiraman setiap harinya (Wikipedia,2015), sedangkan untuk pupuk menurut ( lembah gogoniti farm, 2015),Untuk pupuk dasar, berikan dan campur dengan pupuk kandang dengan jumlah 3 ton/ha, dan Untuk mempercepat pertumbuhan dapat dilakukan pemupukan pada umur 15 hari setelah tanam dengan pupuk kimia majemuk (NPK) sebanyak 60 kg Ha.



·         Pemanenan
Panen pertama rumput gajah dilakukan pada umur 90 hari,( Wikipedia, 2015).Panen selanjutnya 40 hari sekali pada musim hujan dan 60 hari sekali pada musim kemarau. Tinggi pemotongan dari permukaan tanah kira-kira 10–15 cm( Wikipedia,2015). Sedangkan menurut ( lembah gogoniti farm,2015) Umur panen pada musim penghujan 35-40 hari. Umur panen pada musim kemarau 40-50.

 
















BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Metoda Pratikum

·         Waktu dan Tempat
v    Persiapan Media Tanam        : Rabu, 12 Agustus 2015
v    Penanaman Bibit                    : Kamis, 13 Agustus 2015
v    Tempat                                    : Lahan Departemen Peternakan (Agripet) VEDCA
·         K3LH   :           Berhati-hati dalam bekerja dan mengenakan pakaian kerja.
·         Alat dan Bahan
v    Alat      :
Cangkul, sekop, sabit, kereta dorong
v    Bahan  :
Air, tanah, polibag yang sudah dilubangi, pupuk kandang (kotoran sapi),            bibit rumput gajah

3.2  Perlakuan Pratikum

A.    Pengolahan dan Persiapan Media Tanam
Media tanam yang digunakan adalah pupuk kandang di campur dengan tanah (dengan perbandingan tertentu ). Dengan tempat penanamannya menggunakan plastik polybag. Perbandingan tersebut sebagai berikut :
Perbandingan
Jumlah
Tanah : Pupuk Kotoran sapi
50:50
5 polybag
Tanah : Pupuk Kotoran sapi
30:70
5 polybag
Tanah : Pupuk Kotoran sapi
60:40
5 polybag
Tanah : Pupuk Kotoran sapi
40:60
5 polybag
Tanah : Pupuk Kotoran sapi
70:30
5 polybag

            Pencampuran dan pengadukan dilakukan dengan menggunakan peralatan seperti cangkul dan skop. Media yang sudah tercampur kemudian dimasukkan kedalam polybag untuk kemudian ditanami.



B.    Persiapan Bibit
Kriteria bibit rumput gajah( pennisetum purpureum )yang di gunakan adalah sebagai berikut :
·         Bibit  tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda,
·         Berdiameter yang besar agar di peroleh pertumbuhan yang maksimal.
·         Bibit di potong miring dengan sudut potong 45° karena untuk memudahkan penanaman dan mencegah terjadinya pembusukan pada bibit ketika disiram.
·         Panjang bibit bervariasi, tapi sebaiknya panjangnya minimal 2 ruas atau sekitar 25 cm untuk mempermudah pertumbuhan.
·         Bibit di bersihkan dari pelepah ataupun daunnya karena akan memperbanyak penguapan.
Berikut jumlah ruas yang ditanam pada tiap – tiap bibit yaitu:
Perbandingan Tanah : Pupuk
50:50
30:70
60:40
40:60
70:30
Jumlah ruas
4
2
3
2
4
Jumlah ruas
4
5
3
3
3
Jumlah ruas
3
3
3
3
2
Jumlah ruas
3
4
3
4
3
Jumlah ruas
4
3
3
4
2

C.   Penanaman
Penanaman yang dilakukan adalah dengan cara stek kedalam media tanam. Ditancapkan satu ruas atau sekitar 10 – 15 cm kedalam tanah, dengan maksud sebagai tempat tumbuhnya akar dan ruas lainya tempat tumbuhnya tunas baru. Tiap polybag berisi satu bibit stek rumput gajah. Penanaman dilakukan pada waktu sore hari karena untuk mencegah evaporasi berlebihan, maka penanaman sebaiknya langsung dilakukan setelah dipotong(segar). Penanaman dilakukan pada hari kamis 13 Agustus 2015, pada waktu sore hari.
D.   Perawatan
Perawatan yang dilakukan adalah : penyiraman, penyulaman, penyiangan,
penggemburan, dan pengendalian hama. Berikut saya uraikan :
·         Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari pada waktu sore hari karena penanaman pada  musim kemarau dan media tanam adalah polybag yang cepat kering. Penyiraman diberikan secara teratur dan secukupnya.

·         Penyulaman
Penyulaman di lakukan pada bibit yang mati, dan harus cepat di ganti untuk mendapatkan pertumbuhan yang seragam dan produksi yang sesuai. Bibit mati karena hama, busuk, kering .
·         Penyiangan
Kegiatan penyiangan secara rutin dilakukan, ini bertujuan menghilangkan gulma yang menganggu pencukupan unsur hara untuk rumput gajah, serta menggangu laju pertumbuhannya.
·         Penggemburan
Kegiatan penggemburan dilakukan sebaiknya di lakukan setiap hari sebelum penyiraman , hal ini bertujuan drainase air dan aerasi udara serta penyerapan terjadi secara optimal. Tanah yang gembur juga memudahkan akar muda untuk tumbuh.
·         Pengendalian Hama
Pengendalian hama dilakukan untuk mencegah hama dari luar masuk dan mengganggu proses pertumbuhan bahkan mengancam kehidupan suatu tanaman. Hama yang biasanya menyerang adalah belalang, ulat, ternak (domba) dan manusia itu sendiri. Untuk hama belalang dan ulat cukup di semprot dengan desinfektan, namun masih belum bisa dilakukan karena alat dan bahan tidak ada.












3.3 Hasil dan pembahasan pratikum

·         Tinggi ukuran rumput
Tinggi ukuran rumput  berbanding lurus dengan kecukupannya pada kebutuhan unsur hara ( makanan) , cahaya matahari, serta produksi rumput tinggi.  Kemudian menurut Derek P, dan Agustinus,K (2015)bahwa Penampilan tanaman terutama tinggi tinggi tanaman berhubungan kemampuan kecepatan tumbuh dan produksi biomasa. Sehingga menjadi sangat penting untuk mengetahui pertambahan tinggi rumput.
 Pada pratikum di dapatkan rataan tinggi tanaman sebagai berikut :

No

Rata-rata Pengukuran
Perbandingan tanah : pupuk
50:50
(cm)
30:70 (cm)
60:40 (cm)
40:60
(cm)
70:30 (cm)
1
Minggu  1
 (21 – 08 - 2015)
9,6
2,5
6,44
2,5
6,5
2
Minggu 2
(27 – 08 - 2015)
20
21
23
25
20
3
minggu 3
 (23 – 08 - 2015)
35
38
40
56
57
4
Minggu 4
 (03 – 09 2015)
50,3
65,5
56
61,7
60
5
Minggu 5
  (10-09-2015)

75
80
70
69
71,5

 Rata – rata Selisih panjang
15
16
13,9
8,14
14,3

Di ketahui dari tabel tersebut, bahwa perbandingan tanah dan pupuk kandang (30:70), memiliki pertambahan tinggi yang lebih unggul di banding oleh perbandingan media tanam lainnya. Ini menunjukan bahwa kebutuhan unsur hara pada rumput gajah tercukupi dengan baik. Sesuai ini sesuai Menurut Setyati (1996), bahwa faktor-faktor pembatas dari pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman adalah suplai air, suhu, suplai cahaya dan suplai hara-hara penting.
·         Warna daun
Warna daun berhubungan langsung dengan terjadinya proses fotositesis dan intensitas cahaya matahari yang di terimanya . Pada pratikum warna daun pada keseluruhan tanaman berwarna hijau muda pada saat minggu pertama dan hijau tua pada saat umur >3 minggu, ini menunjukan tidak adanya terganggunya proses fotositesis sehingga pertumbuhan rumput gajah dapat optimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Heddy (1987) bahwa proses fotosintesis dan respirasi, dimana hal ini akan berpengaruh terhadap laju pertumbuhan dan tingkat produksi rumput. Selain itu oleh Ludlow (1978) dalam Kurniawan (2005) bahwa sebagian besar rumput tropis akan mengalami penurunan pertumbuhan dan produksi sejalan dengan menurunnya intensitas cahaya.
·         Jumlah anakan
Jumlah anakan merupakan salah satu bagian yang menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman pada fase vegetative (Salisbury & Ross 1995). Jumlah anakan dapat digunakan untuk menduga tinggi rendahnya bobot hijauan yang dihasilkan. Jumlah anakan yang terdapat pada setiap steknya dipengaruhi beberapa hal , ini sesuai Menurut Setyati (1996), bahwa faktor-faktor pembatas dari pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman adalah suplai air, suhu, suplai cahaya dan suplai hara-hara penting.  Berikut adalah  rata-rata pertambahan  jumlah anakan pada pratikum :
no
Umur (minggu)
Media perbandingan
50:50
(buah)
30:70
(buah)
60:40
(buah)
40:60
(buah)
70:30
(buah)
1
Pertama
2.7
3
2
1,5
2,5
2
Kedua
6
5
4
5
5
3
Ketiga
11,4
10
8
6,2
10
4
Keempat
11,4
11,4
8
6,2
10,8

Dari tabel tersebut dapat di ketahui bahwa pertambahan anakan terhenti pada minggu ke dua, dan rumput gajah sudah mulai focus pada beberapa anakan saja untuk mengimbangi pertambahan tinggi ukuran rumput gajah, besar batang, serta jumlah daun. Di ketahui bahwa pada perbandingan ( 50:50,30:70) memiliki pertambahan yang lebih optimal di banding lainnya.

BAB IV PENUTUP

4.1   Kesimpulan

Dapat di simpulkan dari pratikum budidaya rumput gajah ( pennisetum purpureum ) sebagai berikut :
·         Pertambahan tinggi dan jumlah anakan pada rumput gajah di pengaruhi oleh jumlah pupuk yang berikan, perawatannya,  suplai air, klimatologi.
·         Perbandingan media tanam dengan tanah dan pupuk ( 30:70 ) memiliki pertambahan tinggi dan jumlah anakan yang baik, serta laju pertumbuhannya lebih baik dari media tanam dengan perbandingan lainnya
·         Jumlah ruas pada stek saat pemilihan mempengaruhi dalam jumlah anakan dan laju pertumbuhan rumput gajah,
·         Dalam budidaya rumput gajah faktor-faktor seperti unsur hara , suplai air , intensitas cahaya dan lokasi harus sangat di perhatikan untuk mendapatkan produktivitas yang optimal

4.2 Saran

 Adapun saran yang dapat saya berikan adalah sebagai berikut :
·         Sebaiknya dalam penanaman pada awal musim penghujan untuk mendapatkan hasil produksi yang optimal
·         Sebaiknya drainase dan aerasi , serta jarak tanam harus sangat di perhatikan.


1 komentar: