LAPORAN PRATIKUM
BUDIDAYA
RUMPUT GAJAH
( Pennisetum
Purpureum )
OLEH
AMIR SETIAWAN
AGRIBISNIS
SAPI PERAH BATCH II
PUSAT
PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIKAN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PERTANIAN
VEDCA
CIANJUR
2015
BAB I PEDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam usaha peternakan ,
hijauan makanan ternak adalah hijauan-hijauan yang berasal dari tumbuhan yang
dapat di konsumsi oleh ternak dan tidak berpengaruh pada kesehatan ternak yang
di gunakan untuk tumbuh,berkembang biak dan beraktivitas serta kebutuhan hidup
pokoknya . Menurut nurul arifah ( 2012
), satu bagian yang memberikan pengaruh besar yaitu 60-80% pada berlangsungnya
peternakan adalah pakan ( feeding ). Pakan adalah biaya terbesar yang harus di
keluarkan karena berhubungan dengan hasil produksi yang di inginkan secara langsung.
Berdasarkan penggolongannya Hijauan makanan
ternak meliputi rumput-rumputan, daun-daunan, leguminosa, dan limbah pertanian.
Ternak ruminansia pada umumnya lebih menyukai rumput-rumputan. Hal ini karena,
nutrisinya yang lengkap dengan palatabilitas tinggi dari pada hijaun yang lain,
dan tingkah laku serta habitat di ekosistemnya sudah terbiasa memakan jenis
rumput-rumputan. Maka peternak harus memikirkan jenis hijaun yang akan di
budidayakan secara optimal.
Penyediaan lahan sebagai
lahan rumput atau hijauan sudah semestinya harus di pikirkan jauh, selain jenis
hijaun yang akan di tanam sebelum usaha peternakan berjalan dan berkembang. Di
Indonesia potensi lahan untuk lahan hijaun sangatlah luas. Hal ini terbukti
dengan masih banyaknya daerah tertinggal yang belum di optimalkan penggunaan
lahannya. Selain itu kita harus mengetahui cara pengolahan lahan yang tepat dan
benar, apabila telah memiliki ketersediaan lahan penanaman, sehingga
mendapatkan produktivitas yang tinggi.
Kemudian selain pengolahan
lahan, jenis rumput yang akan di tanam, kita harus mengetahui ciri-ciri bibit
yang baik, serta cara perawatan dan pemupukan tanaman yang baik untuk mendukung tercapainya produksi yang tinggi
untuk mencukupi kebutuhan hijauan di suatu peternakan. Dalam laporan pratikum
ini akan di jelaskan pengolahan lahan, penanaman , dan perawatan salah satu
jenis rumput potong.
1.2 Tujuan pratikum
Adapun tujuan dari di lakukannya
pratikum ini yang dapat saya berikan adalah sebagai berikut :
·
Untuk
mengetahui cara memilih lahan yang baik dan tepat
·
Untuk
mengetahui cara mengolah lahan yang benar , efesien dan optimal
·
Untuk
mengetahui cara pemilihan bibit yang baik, penanaman, serta perawatan rumput
yang baik dan optimal
·
Untuk
mengetahui pertumbuhan serta produktivitas rumput
·
Untuk
mengetahui kendala dan solusi dalam budidaya rumput gajah yang di hadapin.
1.3 Manfaat pratikum
Adapun
manfaat kita dapat dari di lakukannya pratikum ini adalah sebagai berikut :
·
Mahasiswa
di harapkan mampu dalam memanajemen pakan dalam usaha peternakan.
·
Mahasiswa
di harapkan mampu melakukan pemilihan lahan hijauan dan pengoalahn lahan yang
tepat.
·
Mahasisawa
di harapkan mampu mengaplikasikan cara penanaman , perawatan, dan pemupukan
rumput gajah secara tepat , efesien dan optimal.
·
Mahasiswa
mampu melakukan budidaya ternak sapi perah yang mandiri.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rumput gajah
Rumput gajah (Inggris: elephant grass, naper
grass, Uganda grass; Latin: pennisetum purpureum) adalah rumput bernutrisi
tinggi berukuran besar yang biasanya dipakai sebagai pakan ternak seperti sapi,
kambing, gajah, dll. Rumput gajah banyak
dibudidayakan di Afrika karena ketahanannya terhadap cuaca panas. Rumput
gajah mempunyai beberapa varietas, antara lain varietas Afrika dan Hawai, (Wikipedia,2015).
Panen
pertama rumput gajah dilakukan pada umur 90 hari pasca-tanam. Panen
selanjutnya 40 hari sekali pada musim hujan dan 60 hari sekali pada musim
kemarau. Tinggi pemotongan dari permukaan tanah kira-kira 10–15 cm.
Produksi hijauan rumput gajah antara 100-200 ton/ha/tahun. Peremajaan tanaman
tua dilakukan setelah 4-6 tahun untuk diganti dengan tanaman yang
baru.(Wikipedia,2015).
2.2 Budidaya rumput gajah
·
Bibit
Cara vegetative dilakukan dengan membagi rumpun
akar dan bonggol atau dengan stek batang (minimal 3 ruas, 2 ruas dibenamkan dalam tanah, 1 stek batang dapat
dibagi menjadi 2 bagian atau 3 bagian) menurut,(lembah gogoniti farm,2015).
·
Penanaman
Bersihkan lahan yang akan ditanami rumput
dari tanaman gulma dan semak belukar. Buat guludan( gundukan tanah dan tinggi)
lebar 60-80 cm dengan tinggi 20 cm . Tanam bibit rumput berupa stek minimal 3
ruas dan2 ruas ditanam dalam tanah di tengah guludan Jarak tanam dalam barisan
75 cm. Jarak tanam antar barisan 75- 150 cm.
·
Pemeliharaan
Pemeliharaan hanya melakukan penyiangan, dan
penyiraman setiap harinya (Wikipedia,2015), sedangkan untuk pupuk menurut (
lembah gogoniti farm, 2015),Untuk pupuk dasar, berikan dan campur dengan pupuk
kandang dengan jumlah 3 ton/ha, dan Untuk mempercepat pertumbuhan dapat
dilakukan pemupukan pada umur 15 hari setelah tanam dengan pupuk kimia majemuk
(NPK) sebanyak 60 kg Ha.
·
Pemanenan
Panen pertama rumput gajah
dilakukan pada umur 90 hari,( Wikipedia, 2015).Panen selanjutnya 40 hari sekali
pada musim hujan dan 60 hari sekali pada musim kemarau. Tinggi pemotongan dari
permukaan tanah kira-kira 10–15 cm( Wikipedia,2015). Sedangkan menurut (
lembah gogoniti farm,2015) Umur panen pada musim penghujan 35-40 hari. Umur
panen pada musim kemarau 40-50.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Metoda Pratikum
·
Waktu
dan Tempat
v
Persiapan
Media Tanam : Rabu, 12 Agustus 2015
v
Penanaman
Bibit : Kamis, 13
Agustus 2015
v
Tempat : Lahan Departemen
Peternakan (Agripet) VEDCA
·
K3LH : Berhati-hati
dalam bekerja dan mengenakan pakaian kerja.
·
Alat
dan Bahan
v
Alat :
Cangkul,
sekop, sabit, kereta dorong
v
Bahan :
Air,
tanah, polibag yang sudah dilubangi, pupuk kandang (kotoran sapi), bibit rumput gajah
3.2 Perlakuan Pratikum
A.
Pengolahan dan Persiapan Media Tanam
Media tanam yang digunakan adalah
pupuk kandang di campur dengan tanah (dengan perbandingan tertentu ). Dengan tempat
penanamannya menggunakan plastik polybag. Perbandingan tersebut sebagai berikut :
Perbandingan
|
Jumlah
|
|
Tanah : Pupuk Kotoran sapi
|
50:50
|
5 polybag
|
Tanah : Pupuk Kotoran sapi
|
30:70
|
5 polybag
|
Tanah : Pupuk Kotoran sapi
|
60:40
|
5 polybag
|
Tanah : Pupuk Kotoran sapi
|
40:60
|
5 polybag
|
Tanah : Pupuk Kotoran sapi
|
70:30
|
5 polybag
|
Pencampuran dan pengadukan dilakukan
dengan menggunakan peralatan seperti cangkul dan skop. Media yang sudah
tercampur kemudian dimasukkan kedalam polybag untuk kemudian ditanami.
B.
Persiapan Bibit
Kriteria bibit rumput gajah( pennisetum purpureum )yang di gunakan adalah sebagai berikut :
·
Bibit
tidak terlalu tua dan tidak terlalu
muda,
·
Berdiameter
yang besar agar di peroleh pertumbuhan yang maksimal.
·
Bibit di potong miring dengan sudut potong 45° karena
untuk memudahkan penanaman dan mencegah terjadinya pembusukan pada bibit ketika
disiram.
·
Panjang bibit bervariasi, tapi sebaiknya panjangnya
minimal 2 ruas atau sekitar 25 cm untuk mempermudah pertumbuhan.
·
Bibit di bersihkan dari pelepah ataupun daunnya karena
akan memperbanyak penguapan.
Berikut jumlah ruas yang ditanam
pada tiap – tiap bibit yaitu:
Perbandingan Tanah : Pupuk
|
50:50
|
30:70
|
60:40
|
40:60
|
70:30
|
Jumlah ruas
|
4
|
2
|
3
|
2
|
4
|
Jumlah ruas
|
4
|
5
|
3
|
3
|
3
|
Jumlah ruas
|
3
|
3
|
3
|
3
|
2
|
Jumlah ruas
|
3
|
4
|
3
|
4
|
3
|
Jumlah ruas
|
4
|
3
|
3
|
4
|
2
|
C.
Penanaman
Penanaman yang dilakukan adalah dengan cara stek kedalam media
tanam. Ditancapkan satu ruas atau sekitar 10 – 15 cm kedalam tanah, dengan
maksud sebagai tempat tumbuhnya akar dan ruas lainya tempat tumbuhnya tunas
baru. Tiap polybag berisi satu bibit stek rumput gajah. Penanaman dilakukan
pada waktu sore hari karena untuk mencegah evaporasi berlebihan, maka penanaman
sebaiknya langsung dilakukan setelah dipotong(segar). Penanaman dilakukan pada hari kamis 13 Agustus 2015,
pada waktu sore hari.
D.
Perawatan
Perawatan yang
dilakukan adalah : penyiraman, penyulaman, penyiangan,
penggemburan, dan pengendalian hama. Berikut saya uraikan :
·
Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari pada waktu sore hari karena penanaman pada musim kemarau dan media tanam adalah polybag
yang cepat kering. Penyiraman diberikan
secara teratur dan secukupnya.
·
Penyulaman
Penyulaman di
lakukan pada bibit yang mati, dan harus cepat di ganti untuk mendapatkan
pertumbuhan yang seragam dan produksi yang sesuai. Bibit mati karena hama,
busuk, kering .
·
Penyiangan
Kegiatan penyiangan
secara rutin dilakukan, ini bertujuan
menghilangkan gulma yang menganggu pencukupan unsur hara untuk rumput gajah,
serta menggangu laju pertumbuhannya.
·
Penggemburan
Kegiatan penggemburan dilakukan sebaiknya di lakukan setiap hari
sebelum penyiraman , hal ini bertujuan drainase air dan aerasi udara serta
penyerapan terjadi secara optimal. Tanah yang gembur juga memudahkan akar muda
untuk tumbuh.
·
Pengendalian Hama
Pengendalian hama dilakukan untuk mencegah hama dari luar
masuk dan mengganggu proses pertumbuhan bahkan mengancam kehidupan suatu
tanaman. Hama yang biasanya menyerang adalah belalang, ulat, ternak (domba) dan
manusia itu sendiri. Untuk hama belalang dan ulat cukup di semprot dengan
desinfektan, namun masih belum bisa dilakukan karena alat dan bahan tidak ada.
3.3 Hasil dan pembahasan pratikum
·
Tinggi
ukuran rumput
Tinggi
ukuran rumput berbanding lurus dengan
kecukupannya pada kebutuhan unsur hara ( makanan) , cahaya matahari, serta
produksi rumput tinggi. Kemudian menurut
Derek P, dan Agustinus,K (2015)bahwa Penampilan tanaman terutama tinggi tinggi
tanaman berhubungan kemampuan kecepatan tumbuh dan produksi biomasa. Sehingga
menjadi sangat penting untuk mengetahui pertambahan tinggi rumput.
Pada pratikum di dapatkan rataan tinggi
tanaman sebagai berikut :
No
|
Rata-rata Pengukuran
|
Perbandingan tanah : pupuk
|
||||
50:50
(cm)
|
30:70 (cm)
|
60:40 (cm)
|
40:60
(cm)
|
70:30 (cm)
|
||
1
|
Minggu 1
(21 – 08 -
2015)
|
9,6
|
2,5
|
6,44
|
2,5
|
6,5
|
2
|
Minggu 2
(27
– 08 - 2015)
|
20
|
21
|
23
|
25
|
20
|
3
|
minggu 3
(23 – 08 -
2015)
|
35
|
38
|
40
|
56
|
57
|
4
|
Minggu 4
(03 – 09 –2015)
|
50,3
|
65,5
|
56
|
61,7
|
60
|
5
|
Minggu 5
(10-09-2015)
|
75
|
80
|
70
|
69
|
71,5
|
Rata – rata Selisih panjang
|
15
|
16
|
13,9
|
8,14
|
14,3
|
Di ketahui dari tabel
tersebut, bahwa perbandingan tanah dan pupuk kandang (30:70), memiliki
pertambahan tinggi yang lebih unggul di banding oleh perbandingan media tanam
lainnya. Ini menunjukan bahwa kebutuhan unsur hara pada rumput gajah tercukupi
dengan baik. Sesuai ini sesuai Menurut Setyati (1996), bahwa faktor-faktor
pembatas dari pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman adalah suplai air,
suhu, suplai cahaya dan suplai hara-hara penting.
·
Warna
daun
Warna daun berhubungan
langsung dengan terjadinya proses fotositesis dan intensitas cahaya matahari
yang di terimanya . Pada pratikum warna daun pada keseluruhan tanaman berwarna
hijau muda pada saat minggu pertama dan hijau tua pada saat umur >3 minggu,
ini menunjukan tidak adanya terganggunya proses fotositesis sehingga
pertumbuhan rumput gajah dapat optimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Heddy
(1987) bahwa proses fotosintesis dan respirasi, dimana hal ini akan berpengaruh
terhadap laju pertumbuhan dan tingkat produksi rumput. Selain itu oleh Ludlow
(1978) dalam Kurniawan (2005) bahwa sebagian besar rumput tropis akan
mengalami penurunan pertumbuhan dan produksi sejalan dengan menurunnya
intensitas cahaya.
·
Jumlah
anakan
Jumlah anakan merupakan
salah satu bagian yang menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman pada
fase vegetative (Salisbury & Ross 1995). Jumlah anakan dapat digunakan
untuk menduga tinggi rendahnya bobot hijauan yang dihasilkan. Jumlah anakan
yang terdapat pada setiap steknya dipengaruhi beberapa hal , ini sesuai Menurut
Setyati (1996), bahwa faktor-faktor pembatas dari pertumbuhan dan perkembangan
suatu tanaman adalah suplai air, suhu, suplai cahaya dan suplai hara-hara
penting. Berikut adalah rata-rata pertambahan jumlah anakan pada pratikum :
no
|
Umur
(minggu)
|
Media
perbandingan
|
||||
50:50
(buah)
|
30:70
(buah)
|
60:40
(buah)
|
40:60
(buah)
|
70:30
(buah)
|
||
1
|
Pertama
|
2.7
|
3
|
2
|
1,5
|
2,5
|
2
|
Kedua
|
6
|
5
|
4
|
5
|
5
|
3
|
Ketiga
|
11,4
|
10
|
8
|
6,2
|
10
|
4
|
Keempat
|
11,4
|
11,4
|
8
|
6,2
|
10,8
|
Dari tabel tersebut dapat di
ketahui bahwa pertambahan anakan terhenti pada minggu ke dua, dan rumput gajah
sudah mulai focus pada beberapa anakan saja untuk mengimbangi pertambahan
tinggi ukuran rumput gajah, besar batang, serta jumlah daun. Di ketahui bahwa
pada perbandingan ( 50:50,30:70) memiliki pertambahan yang lebih optimal di
banding lainnya.
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dapat
di simpulkan dari pratikum budidaya rumput gajah ( pennisetum purpureum ) sebagai berikut :
·
Pertambahan
tinggi dan jumlah anakan pada rumput gajah di pengaruhi oleh jumlah pupuk yang
berikan, perawatannya, suplai air, klimatologi.
·
Perbandingan
media tanam dengan tanah dan pupuk ( 30:70 ) memiliki pertambahan tinggi dan
jumlah anakan yang baik, serta laju pertumbuhannya lebih baik dari media tanam
dengan perbandingan lainnya
·
Jumlah
ruas pada stek saat pemilihan mempengaruhi dalam jumlah anakan dan laju
pertumbuhan rumput gajah,
·
Dalam
budidaya rumput gajah faktor-faktor seperti unsur hara , suplai air ,
intensitas cahaya dan lokasi harus sangat di perhatikan untuk mendapatkan
produktivitas yang optimal
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan adalah
sebagai berikut :
·
Sebaiknya
dalam penanaman pada awal musim penghujan untuk mendapatkan hasil produksi yang
optimal
·
Sebaiknya
drainase dan aerasi , serta jarak tanam harus sangat di perhatikan.
terimaksih mas atas ilmunya
BalasHapus