BAB
I
PENDAHULUAN
1.LATAR
BELAKANG
Sapi perah adalah ternak yang produksi
utamanya adalah air susu. Susu merupakan hasil akhir dari ternak perah.
Kebutuhan akan susu sekarang meningkat sehingga perlu dilakukan peningkatan
produksi susu, namun susu yang hasilkan juga harus higienis, tidak tercemar dan
terjamin kualitasnya. Untuk menghasilkan susu yang terjamin kualitasnya
maka, penanganan, peralatan dan pemerahan harus dilakukan dengan benar untuk
menghindari terjadinya pencemaran terhadap susu, disamping kualitas dan
kesehatan susu akan terjamin.
Proses pemerahan merupakan aspek
penting dalam peternakan sapi perah. Hal ini disebabkan karena susu adalah
produk utama dari sapi perah, dan jika tidak ditangani dengan baik, maka
kualitas susu yang dihasilkan tidak akan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan. Susu sebagai bahan yang kaya dengan kandungan nutrisi menyebabkan
mikroba akan mudah berkembang biak pada susu, demikian juga berbagai pencemer
lainnya berupa material fisik dari lingkungan sekitar, dan juga susu sangat
mudah menyerap bau yang ada. Berdasarkan hal ini, maka dibutuhkan penanganan
khusus sebelum, ketika, dan setelah proses pemerahan ternak, demikian juga susu
yang dihasilkan, harus segera ditangani dengan baik dan benar, tentu tujuan
utamanya adalah untuk menghindari kerusakan pada produk susu yang telah
diperah. Oleh karena hal tersebut peternak di haruskan memiliki keterampilan
dan ilmu pengetahuan dalam pemerahan, penanganan dan pengendalian mutu susu
sehingga mutu atau kualiatas susu ini tetap terjaga dengan sangat baik.
Salah
satu bentuk peningkatan keterampilan dan wawasan yang dapat kita lakukan adalah
dengan melakukan study tour ke Balai
Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak Skjapi Perah (BPPIB TSP)
Bunikasih, hal ini adalah bentuk implementasi dan
perbandingan dari setiap ilmu yang di terima oleh mahasiswa agri bisnis sapi perah, sehingga sudah
siap dan tidak canggung dalam menghadapi
dunia industry di kemudian hari.
2.SEJARAH
SINGKAT TEMPAT KUNJUNGAN
Pada awalnya bernama Taman Ternak
Ciseureuh yang berdiri sejak tahun 1952 atas prakarsa Drh. Soedjino
Koesoemawardjo yang saat itu menjabat sebagai Kepala Jawatan Kehewanan Priangan
Jawa Barat. Lokasi Taman Ternak Ciseureuh tersebut adalah di Kampung Ciseureuh
Desa Palasari Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur. Kegiatan utamanya adalah
budidaya sapi perah, domba, kelinci dan unggas. Sejak tahun 1964 seluruh
tanggung jawab diserahkan kepada Dinas Peternakan Provinsi Daerah Tingkat I
Jawa Barat. Pada tahun 1983 statusnya menjadi UPTD dengan nama Balai
Pengembangan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak (BPT-HMT) Ciseureuh.
Pada tahun 1995 dilaksanakan ruislag
(tukar guling). Seluruh lokasi farm dan lahan tumput BPT-HMT Ciseureuh
dipindahkan ke Desa Bunikasih Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur. Hanya
kantor BPT-HMT Ciseureuh saja yang tidak ikut ditukar guling yang sekarang
menjadi tempat peristirahatan atau Villa Ciseureuh. Pada tahun 1999
namanya dirubah menjadi UPTD Balai Pengembangan Ternak dan Hijauan Makanan
Ternak (BPT-HMT) Ternak Sapi Perah Bunikasih.
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5
tahun 2002, namanya dirubah menjadi UPTD Balai Pengembangan dan Pembibitan
Ternak Sapi Perah (BPPT-SP) Bunikasih. Berdasarkan Keputusan Gubernur
Jawa Barat Nomor 113 Tahun 2009 namanya dirubah menjadi UPTD Balai Perbibitan
dan Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak Sapi Perah (BPPIB TSP) Bunikasih.
Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 119 Tahun 2010 tentang Tugas Pokok,
Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) di
Lingkungan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat maka BPPIB TSP Bunikasih
mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksanakan sebagian fungsi Dinas Peternakan
Provinsi Jawa Barat di bidang perbibitan dan pengembangan inseminasi buatan
(IB) sapi perah
Dalam rangka pengembangan IB, BPPIB
TSP Bunikasih mempunyai program untuk dapat menghasilkan pedet jantan umur 12
bulan yang berstatus sebagai bakal calon pejantan unggul. Pada tahun 2013 sapi
jantan NT 1201 (Putera Wilson) yang merupakan hasil dari alih janin (embrio
transfer) sudah dinilai oleh Komisi Bibit Ternak Nasional. Sapi tersebut sudah
masuk dalam daftar nominasi bakal calon pejantan unggul, walau gagal dalam uji
tingkat akhir. Pada tahun mendatang diharapkan BPPIB TSP Bunikasih sudah mampu
menghasilkan bakal calon pejantan unggul sehingga dapat diikutsertakan pada
program uji zuriat nasional.
Potensi Lahan
Potensi Lahan
Sebagaimana
telah dijelaskan diatas, lahan BPPIB TSP Bunikasih seluas 22,22 ha berada di
kaki Gunung Gede serta masuk ke dalam dua wilayah administratif yaitu Desa
Bunikasih Kecamatan Warungkondang dan Desa Padaluyu Kecamatan Cugenang.
Ada
pun pemanfaatan lahan sampai dengan awal tahun 2012 adalah sebagai berikut :
Bangunan
(kantor, kandang, perumahan karyawan, dll) seluas 1,3 ha (5,91%).
Jalan
lokasi 0,45 ha (2,05%), Kebun rumput seluas 19,9 ha (90,45%), hampir 50%
bertopografi bukit, Lahan exercise seluas 0,26 ha (1,18%), Kebun bambu
seluas 0,025 ha (0,11%), Lain-lain seluas 0,065 ha (0,30%)
3.TUJUAN
Adapun beberapa tujuan dari di
adakannya kunjungan study tour ke UPTD Balai Pengembangan dan Pembibitan Ternak
Sapi Perah (BPPT-SP) Bunikasih adalah sebagai berikut:
- Sebagai salah satu persyaratan dalam kegiatan pembelajaran mahasiswa D3 Agribisnis Sapi Perah VEDCA
- Agar mahasiswa mengetahui prosedur pemerahan
- Agar dapat mengidentifikasi peralatan pemerahan
- Agar dapat terjun langsung dalam kegiatan pemerahan
- Untuk mengembangkan potensi,etika,estetika dan praktikaUntuk membandingkan teori dan kondisi nyata dilapangan
- Untuk membandingkan keefesiensian antara pemerahan manual dengan mekanik
4.MANFAAT
Adapun beberapa manfaat dari di
adakannya kunjungan study tour ke UPTD Balai Pengembangan dan Pembibitan Ternak
Sapi Perah (BPPT-SP) Bunikasih adalah sebagai berikut:
- Mahasiswa mengetahui dan memahami prosedur pemerahan sapi perah
- Mahasiswa mampu mengidentifikasi
peralatan dalam proses pemerah dan mengetahui cara kerjanya, serta menjadikan
mahasiswa lebih kompeten tentang proses pemerahan
Melatih mental atau sikap mahasiswa dalam bekerja. - Mahasiswa dapat melakukan pemerahan baik
secara manual maupun mekanik (portable)
Mahasiswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan pemerahan baik secara mekanik maupun manual
BAB
II
ISI
2.1
DATA PENGAMATAN
Pelaksanaan
pengamatan study tour di lakukan, yaitu pada :
Hari/tanggal
: Kamis/2 Oktober 2014
Waktu
: 12.00 – 17.15
Tempat : UPTD Balai Perbibitan dan
Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak Sapi Perah (BPPIB TSP)
Dari hasil pengamatan
kami ada beberapa data yang dapat kami terima, yaitu :
A.Populasi
sapi
NO
|
FASE SAPI
|
JUMLAH
( EKOR )
|
1
|
Sapi
laktasi
|
50
|
2
|
Sapi
dara bunting
|
25
|
3
|
Sapi
kering kandang
|
7
|
4
|
Pedet
|
35
|
5
|
Sapi
jantan dan afkir
|
18
|
Total
jumlah
|
135
|
B.Bangunan
pendukung
NO
|
GEDUNG/ BANGUNAN
|
JUMLAH
|
1
|
Gudang Konsentrat
|
1 Unit
|
2
|
Work Shop
|
1 Unit
|
3
|
Gerasi
|
1 Unit
|
4
|
Cooling Unit Dan Labotarium
|
1 Unit
|
5
|
Pelayuan
|
1 Unit
|
6
|
Ruang Chooper
|
I Unit
|
7
|
Pabrik Hay
|
I Unit
|
8
|
Gudang Hay
|
1 Unit
|
9
|
Kandang
|
16 Unit
|
C.Alat
dan mesin pendukung
NO
|
NAMA ALAT
|
JUMLAH
|
1
|
Komputer
|
4 Unit
|
2
|
Cooling Unit
|
1 Unit
|
3
|
Traktor Besar (Amerika)
|
1 Unit
|
4
|
Tarktor Besar (Jica)
|
1 Unit
|
5
|
Mobil Kijang
|
1 Unit
|
6
|
Mobil L 300
|
1 Unit
|
7
|
Mobil Truck Ryno 150 Ps
|
1 Unit
|
8
|
Mixer
|
1 Unit
|
9
|
Generator Listrik
|
1 Unit
|
10
|
Water Presude
|
1 Unit
|
11
|
Tenki Sedot Limbah
|
1 Unit
|
12
|
Sedot Limbah
|
1 Unit
|
13
|
Mesin Pengering Rumput
|
1 Unit
|
14
|
Kulkas Besar
|
1 Unit
|
D.Metode
pemerahan
Di UPTD Balai Perbibitan dan
Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak Sapi Perah (BPPIB TSP ) ada 2 metode cara
pemerahan yang di lakukan, yaitu :
Ø Pemerahan Secara mekanik
Ø Pemerahan Secara manual
1.Pemerahan
secara mekanik
Pemerahan secara mekanik adalah
pemerahan yang di lakukan dengan menggunakan mesin. Pada pemerahan secara
mekanik terdapat 3 sistem yang di gunakan, yaitu : sistem ember, sistem pipa
,dan sistem bangsal, dan Di UPTD Balai Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi
Buatan Ternak Sapi Perah (BPPIB TSP ) sistem yang di gunakan adalah sistem
bucket atau ember yang bekerja berdasarkan tekanan udara dari mesin pompa vacum
yang menjalankan fase istirahat atau fase perah pada saat pemerahan. Lama
pemerahan dengan teknik ini adalah 5 menit. Sebagai balai percontohan yang mengembangkan
teknologi yang dapat di gunakan oleh masyarakat, UPTD Balai Perbibitan dan
Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak Sapi Perah (BPPIB TSP ) memberikan solusi
sistem ini untuk di gunakan kepada masyarakat. Adapun alat dan bahan yang di di
gunakan adalah :
- Mesin perah portable
- Milk can
- Ember
- Kain lap
- Streap cup
- Tester
- Saringan ( kain kasa )
- Air panas
- Desinfektan
- Sapi perah
Langkah-langkah Pemerahan :
v menyiapkan
peralatan
v menuangkan air
panas ke ember,ditambahkan desinfektan dengan dosis1:50 ml
v masukan kain lap
ke ember yang telah berisi air panas
v giring sapi ke
tempat pemerahan
v sapi dihandle (
kepalanya dikunci )
v tenangkan sapi
v lap puting dan
ambing dengan lap yang telah dicelup air panas
v 5 pancaran air
susu pertama di buang ( uji mastitis )
v pasang selang
mesin portable pada pipa vacuum
v cek mesin
pemerahan dengan cara memasukan jari ke teat cup, untuk mengetahui mesin
tersebut berfungsi atau tidak
v pasang teat cup
pada seluruh putting, secara berurutan
v pada saat
pemasangan putting ketiga buka saluran tekanan udara supaya teat cup terpasang
dengan baik
v pasang teat cup
pada putting terakhir
v mulai pemerahan
v setelah
pemerahan selesai lepas teat cup
v bersihkan puting
dengan desinfektan (iodine pofidone)
v lepas pengunci
kepala pada sapi
v buka pintu
keluar
v handle sapi
kembali ke kandang
v bersihkan semua
peralatan dan kandang
2.pemerahan
secara manual
Pemerahan secara manual di lakukan
dengan tangan menggunakan teknik whole hand, knevelen, dan striping. Di UPTD
Balai Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak Sapi Perah (BPPIB
TSP ) pada cara pemerahannya di awal pemerahan menggunakan teknik striping
terlebih dahulu untuk mengecek keadaan susu terkena mastitis atau tidak,
kemudian digunakan teknik whole hand selama pemerahan , pada penuntasan susu
pada ambing di gunakan teknik striping kembali. Lama pemerahan menggunakan
metode ini adalah 10 menit/ekor sapi. Adapun alat dan bahan yang di gunakan
pada metode ini adalah :
v milk can
v ember
v kain lap
v kain saringan
v streap cup
v tester
v air panas
v desinfektan
v sapi perah
E.Kualitas
dan kuantitas susu yang di hasilkan
Di
UPTD Balai Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak Sapi Perah (BPPIB
TSP) kuantitas susu yang di hasilkan adalah 12 liter/hari/ekor. Kemudian dari
segi kualitas atau mutu susu yang di hasilkan telah sesuai dengan Syarat Mutu
Susu Sapi Segar Berdasarkan SNI 3141.1 : 2011, yaitu :
No
|
PARAMETER
|
PERSYARATAN
|
||
1.
|
SUSUNAN
SUSU
|
Berat Jenis (BJ) pada suhu 27.5oC
|
Minimal
1,0270 g/ml
|
|
Kadar
lemak
|
Minimal
3,0%
|
|||
Kadar Bahan Kering Tanpa Lemak (BKTL) atau Solid Non
Fat (SNF)
|
Minimal
7,8%
|
|||
Kadar
Protein
|
Minimal
2,8%
|
|||
Cemaran
logam berbahaya :
|
||||
-
|
Timbal
(Pb)
|
Maksimum
0,02 μg/ml
|
||
-
|
Merkuri
(Hg)
|
Maksimum
0,03 μg/ml
|
||
-
|
Arsen
(As)
|
Maksimum
0,10 μg/ml
|
BAB
III
PENUTUPAN
3.1Kesimpulan
Adapun beberapa kesimpulan yang di dapat
dari study tour di UPTD Balai Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi Buatan
Ternak Sapi Perah (BPPIB TSP ) adalah :
v Sebelum
melakukan pemerahan, harus dilakukan segala pengecekan dimulai dari kandang,
peralatan, sapi dan pemerah.
v Pemerahan
dilakukan secara bertahap dan sesuai prosedur.
v Pemerahan
secara mekanik lebih efisien dibandingkan dengan pemerahan secara manual,
v Di
Balai Perbibitan dan Pengembangan
Inseminasi Buatan Ternak Sapi Perah (BPPIB TSP) Buni kasih. Menggunakan metode
pemerahan manual dan metode mekanik atau dengan mesin perah jenis mesin
portable
v Penggunaan pemerahan secara mekanik
lebih efesien waktu, higenis, di banding secara manual,
namun biaya padat modal dan membutuhkan perawatan khusus terhadap mesin perah
v Peternak
di haruskan memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan yang maksimal dalam
pemerahan, penanganan, dan pengendalian mutu susu yang baik
3.2Saran
Adapun
beberapa saran yang dapat di berikan dari kunjungan ke Balai Perbibitan dan Pengembangan
Inseminasi Buatan Ternak Sapi Perah (BPPIB TSP) Buni kasih
adalah :
v Perlakukan
sapi dengan baik karena jika sapi sampai stress dapat mempengaruhi produksi
susu, dan Sejaterahkanlah sapi karena memiliki banyak keuntungan dan mampu
mensajeterahkan kita
v Susu
hasil pemerahan sebaiknya langsung disimpan ke tempat pendinginan
v Mahasiswa
harus mampu semaksimal mungkin dalam mencari informasi
v Universitas
di harapkan lebih sering mengadakan kunjungan study tour seperti ini untuk
menciptakan mahasiswa yang terampil dan
berwawasan yang luas.
v Sejaterahkanlah
sapi karena memiliki banyak keuntungan dan mampu mensajeterahkan kita
3.3Kesan
Adapun
kesan yang dapat kami berikan dari
kunjungan ke Balai Perbibitan dan Pengembangan
Inseminasi Buatan Ternak Sapi Perah (BPPIB TSP) Buni kasih
adalah sebagai berikut :
Kami
mahasiswa merasa bertambah wawasan dan keterampilan dengan di adakannya
kunjungan ini, karena dengan cara inilah mahasiswa mampu melakukan
perbandingkan antara teori dengan praktek yang sebenarnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar