SELAMAT DATANG DI BLOG AMIR ...

Senin, 23 Maret 2015

kunjungan study tour ke BPPTSP Buni kasih



BAB I
PENDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG
          Sapi perah adalah ternak yang produksi utamanya adalah air susu. Susu merupakan hasil akhir dari ternak perah.  Kebutuhan akan susu sekarang meningkat sehingga perlu dilakukan peningkatan produksi susu, namun susu yang hasilkan juga harus higienis, tidak tercemar dan terjamin kualitasnya.  Untuk menghasilkan susu yang terjamin kualitasnya maka, penanganan, peralatan dan pemerahan harus dilakukan dengan benar untuk menghindari terjadinya pencemaran terhadap susu, disamping kualitas dan kesehatan susu akan terjamin.
         
          Proses pemerahan merupakan aspek penting dalam peternakan sapi perah. Hal ini disebabkan karena susu adalah produk utama dari sapi perah, dan jika tidak ditangani dengan baik, maka kualitas susu yang dihasilkan tidak akan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Susu sebagai bahan yang kaya dengan kandungan nutrisi menyebabkan mikroba akan mudah berkembang biak pada susu, demikian juga berbagai pencemer lainnya berupa material fisik dari lingkungan sekitar, dan juga susu sangat mudah menyerap bau yang ada. Berdasarkan hal ini, maka dibutuhkan penanganan khusus sebelum, ketika, dan setelah proses pemerahan ternak, demikian juga susu yang dihasilkan, harus segera ditangani dengan baik dan benar, tentu tujuan utamanya adalah untuk menghindari kerusakan pada produk susu yang telah diperah. Oleh karena hal tersebut peternak di haruskan memiliki keterampilan dan ilmu pengetahuan dalam pemerahan, penanganan dan pengendalian mutu susu sehingga mutu atau kualiatas susu ini tetap terjaga dengan sangat baik.
         
Salah satu bentuk peningkatan keterampilan dan wawasan yang dapat kita lakukan adalah dengan melakukan study tour ke Balai Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak Skjapi Perah (BPPIB TSP) Bunikasih, hal ini adalah bentuk implementasi dan perbandingan dari setiap ilmu yang di terima oleh mahasiswa  agri bisnis sapi perah, sehingga sudah siap  dan tidak canggung dalam menghadapi dunia industry di kemudian hari.
2.SEJARAH SINGKAT TEMPAT KUNJUNGAN
          Pada awalnya bernama Taman Ternak Ciseureuh yang berdiri sejak tahun 1952 atas prakarsa Drh. Soedjino Koesoemawardjo yang saat itu menjabat sebagai Kepala Jawatan Kehewanan Priangan Jawa Barat. Lokasi Taman Ternak Ciseureuh tersebut adalah di Kampung Ciseureuh Desa Palasari Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur. Kegiatan utamanya adalah budidaya sapi perah, domba, kelinci dan unggas. Sejak tahun 1964 seluruh tanggung jawab diserahkan kepada Dinas Peternakan Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Pada tahun 1983 statusnya menjadi UPTD dengan nama Balai Pengembangan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak (BPT-HMT) Ciseureuh.

          Pada tahun 1995 dilaksanakan ruislag (tukar guling). Seluruh lokasi farm dan lahan tumput BPT-HMT Ciseureuh dipindahkan ke Desa Bunikasih Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur. Hanya kantor BPT-HMT Ciseureuh saja yang tidak ikut ditukar guling yang sekarang menjadi tempat peristirahatan atau Villa Ciseureuh.  Pada tahun 1999 namanya dirubah menjadi UPTD Balai Pengembangan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak (BPT-HMT) Ternak Sapi Perah Bunikasih.
            
          Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2002, namanya dirubah menjadi UPTD Balai Pengembangan dan Pembibitan Ternak Sapi Perah (BPPT-SP) Bunikasih.  Berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 113 Tahun 2009 namanya dirubah menjadi UPTD Balai Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak Sapi Perah (BPPIB TSP) Bunikasih.  Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 119 Tahun 2010 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) di Lingkungan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat maka BPPIB TSP Bunikasih mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksanakan sebagian fungsi Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat di bidang perbibitan dan pengembangan inseminasi buatan (IB) sapi perah

          Dalam rangka pengembangan IB, BPPIB TSP Bunikasih mempunyai program untuk dapat menghasilkan pedet jantan umur 12 bulan yang berstatus sebagai bakal calon pejantan unggul. Pada tahun 2013 sapi jantan NT 1201 (Putera Wilson) yang merupakan hasil dari alih janin (embrio transfer) sudah dinilai oleh Komisi Bibit Ternak Nasional. Sapi tersebut sudah masuk dalam daftar nominasi bakal calon pejantan unggul, walau gagal dalam uji tingkat akhir. Pada tahun mendatang diharapkan BPPIB TSP Bunikasih sudah mampu menghasilkan bakal calon pejantan unggul sehingga dapat diikutsertakan pada program uji zuriat nasional.

Potensi Lahan
          Sebagaimana telah dijelaskan diatas, lahan BPPIB TSP Bunikasih seluas 22,22 ha berada di kaki Gunung Gede serta masuk ke dalam dua wilayah administratif yaitu Desa Bunikasih  Kecamatan Warungkondang dan Desa Padaluyu Kecamatan Cugenang.

     Ada pun pemanfaatan lahan sampai dengan awal tahun 2012 adalah sebagai berikut :
Bangunan (kantor, kandang, perumahan karyawan, dll) seluas 1,3 ha (5,91%).
Jalan lokasi 0,45 ha (2,05%), Kebun rumput seluas 19,9 ha (90,45%), hampir 50% bertopografi bukit, Lahan exercise seluas 0,26 ha (1,18%), Kebun bambu seluas 0,025 ha (0,11%), Lain-lain seluas 0,065 ha (0,30%)
    
3.TUJUAN
            
             Adapun beberapa tujuan dari di adakannya kunjungan study tour ke UPTD Balai Pengembangan dan Pembibitan Ternak Sapi Perah (BPPT-SP) Bunikasih adalah sebagai berikut:

  • Sebagai salah satu persyaratan dalam kegiatan pembelajaran mahasiswa D3 Agribisnis Sapi Perah VEDCA 
  •  Agar mahasiswa mengetahui prosedur pemerahan
  • Agar dapat mengidentifikasi peralatan pemerahan
  • Agar dapat terjun langsung dalam kegiatan pemerahan
  • Untuk mengembangkan potensi,etika,estetika dan praktikaUntuk membandingkan teori dan kondisi nyata dilapangan
  •  Untuk membandingkan keefesiensian antara pemerahan manual dengan mekanik



4.MANFAAT
            
             Adapun beberapa manfaat dari di adakannya kunjungan study tour ke UPTD Balai Pengembangan dan Pembibitan Ternak Sapi Perah (BPPT-SP) Bunikasih adalah sebagai berikut:

  • Mahasiswa mengetahui dan memahami prosedur pemerahan sapi perah
  • Mahasiswa mampu mengidentifikasi peralatan dalam proses pemerah dan mengetahui cara kerjanya, serta menjadikan mahasiswa lebih kompeten tentang proses pemerahan
    Melatih mental atau sikap mahasiswa dalam bekerja.
  • Mahasiswa dapat melakukan pemerahan baik secara manual maupun mekanik (portable)
    Mahasiswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan pemerahan baik secara mekanik maupun manual


BAB II
ISI
2.1 DATA PENGAMATAN
Pelaksanaan pengamatan study tour di lakukan, yaitu pada :
Hari/tanggal         : Kamis/2 Oktober 2014
Waktu                  : 12.00 – 17.15
Tempat                : UPTD Balai Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak Sapi Perah (BPPIB TSP)

Dari hasil pengamatan kami ada beberapa data yang dapat kami terima, yaitu :
A.Populasi sapi
NO
FASE SAPI
JUMLAH
( EKOR )
1
Sapi laktasi
50
2
Sapi dara bunting
25
3
Sapi kering kandang
7
4
Pedet
35
5
Sapi jantan dan afkir
18
Total jumlah
135

B.Bangunan pendukung
NO
GEDUNG/ BANGUNAN
JUMLAH
1
Gudang Konsentrat
1 Unit
2
Work Shop
1 Unit
3
Gerasi
1 Unit
4
Cooling Unit Dan Labotarium
1 Unit
5
Pelayuan
1 Unit
6
 Ruang Chooper
I Unit
7
Pabrik Hay
I Unit
8
Gudang Hay
1 Unit
9
Kandang
16 Unit

C.Alat dan mesin pendukung
NO
NAMA ALAT
JUMLAH
1
Komputer
4 Unit
2
Cooling Unit
1 Unit
3
Traktor Besar (Amerika)
1 Unit
4
Tarktor Besar (Jica)
1 Unit
5
Mobil Kijang
1 Unit
6
Mobil L 300
1 Unit
7
Mobil Truck Ryno 150 Ps
1 Unit
8
Mixer
1 Unit
9
Generator Listrik
1 Unit
10
Water Presude
1 Unit
11
Tenki Sedot Limbah
1 Unit
12
Sedot Limbah
1 Unit
13
Mesin Pengering Rumput
1 Unit
14
Kulkas Besar
1 Unit

D.Metode pemerahan
          Di UPTD Balai Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak Sapi Perah (BPPIB TSP ) ada 2 metode cara pemerahan yang di lakukan, yaitu :
Ø  Pemerahan Secara mekanik
Ø  Pemerahan Secara manual

1.Pemerahan secara mekanik
          Pemerahan secara mekanik adalah pemerahan yang di lakukan dengan menggunakan mesin. Pada pemerahan secara mekanik terdapat 3 sistem yang di gunakan, yaitu : sistem ember, sistem pipa ,dan sistem bangsal, dan Di UPTD Balai Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak Sapi Perah (BPPIB TSP ) sistem yang di gunakan adalah sistem bucket atau ember yang bekerja berdasarkan tekanan udara dari mesin pompa vacum yang menjalankan fase istirahat atau fase perah pada saat pemerahan. Lama pemerahan dengan teknik ini adalah 5 menit. Sebagai  balai percontohan yang mengembangkan teknologi yang dapat di gunakan oleh masyarakat, UPTD Balai Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak Sapi Perah (BPPIB TSP ) memberikan solusi sistem ini untuk di gunakan kepada masyarakat. Adapun alat dan bahan yang di di gunakan adalah :
  • Mesin perah portable
  • Milk can
  • Ember
  • Kain lap
  • Streap cup
  • Tester
  • Saringan ( kain kasa )
  • Air panas
  • Desinfektan
  • Sapi perah

Langkah-langkah Pemerahan :
v menyiapkan peralatan
v menuangkan air panas ke ember,ditambahkan desinfektan dengan dosis1:50  ml
v masukan kain lap ke ember yang telah berisi air panas
v giring sapi ke tempat pemerahan
v sapi dihandle ( kepalanya dikunci )
v tenangkan sapi
v lap puting dan ambing dengan lap yang telah dicelup air panas
v 5 pancaran air susu pertama di buang ( uji mastitis )
v pasang selang mesin portable pada pipa vacuum
v cek mesin pemerahan dengan cara memasukan jari ke teat cup, untuk mengetahui mesin tersebut berfungsi atau tidak
v pasang teat cup pada seluruh putting, secara berurutan
v pada saat pemasangan putting ketiga buka saluran tekanan udara supaya teat cup terpasang dengan baik
v pasang teat cup pada putting terakhir
v mulai pemerahan
v setelah pemerahan selesai lepas teat cup
v bersihkan puting dengan desinfektan (iodine pofidone)
v lepas pengunci kepala pada sapi
v buka pintu keluar
v handle sapi kembali ke kandang
v bersihkan semua peralatan dan kandang


2.pemerahan secara manual

          Pemerahan secara manual di lakukan dengan tangan menggunakan teknik whole hand, knevelen, dan striping. Di UPTD Balai Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak Sapi Perah (BPPIB TSP ) pada cara pemerahannya di awal pemerahan menggunakan teknik striping terlebih dahulu untuk mengecek keadaan susu terkena mastitis atau tidak, kemudian digunakan teknik whole hand selama pemerahan , pada penuntasan susu pada ambing di gunakan teknik striping kembali. Lama pemerahan menggunakan metode ini adalah 10 menit/ekor sapi. Adapun alat dan bahan yang di gunakan pada metode ini adalah :
v milk can
v ember
v kain lap
v kain saringan
v streap cup
v tester
v air panas
v desinfektan
v sapi perah








E.Kualitas dan kuantitas susu yang di hasilkan
         
          Di UPTD Balai Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak Sapi Perah (BPPIB TSP) kuantitas susu yang di hasilkan adalah 12 liter/hari/ekor. Kemudian dari segi kualitas atau mutu susu yang di hasilkan telah sesuai dengan Syarat Mutu Susu Sapi Segar Berdasarkan SNI 3141.1 : 2011, yaitu :

No
PARAMETER
PERSYARATAN
1.
SUSUNAN SUSU
Berat Jenis (BJ) pada suhu 27.5oC
Minimal 1,0270 g/ml
Kadar lemak
Minimal 3,0%
Kadar Bahan Kering Tanpa Lemak (BKTL) atau Solid Non Fat (SNF)
Minimal 7,8%
Kadar Protein
Minimal 2,8%
Cemaran logam berbahaya :

 -
Timbal (Pb)
Maksimum 0,02 μg/ml
 -
Merkuri (Hg)
Maksimum 0,03 μg/ml
 -
Arsen (As)
Maksimum 0,10 μg/ml

     





BAB III
PENUTUPAN

3.1Kesimpulan

Adapun beberapa kesimpulan yang di dapat dari study tour di UPTD Balai Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak Sapi Perah (BPPIB TSP ) adalah :
v Sebelum melakukan pemerahan, harus dilakukan segala pengecekan dimulai dari kandang, peralatan, sapi dan pemerah.
v Pemerahan dilakukan secara bertahap dan sesuai prosedur.
v Pemerahan secara mekanik lebih efisien dibandingkan dengan pemerahan secara manual,
v Di Balai Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak Sapi Perah (BPPIB TSP) Buni kasih. Menggunakan metode pemerahan manual dan metode mekanik atau dengan mesin perah jenis mesin portable
v Penggunaan pemerahan secara mekanik lebih efesien waktu, higenis, di banding secara manual, namun biaya padat modal dan membutuhkan perawatan khusus terhadap mesin perah
v Peternak di haruskan memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan yang maksimal dalam pemerahan, penanganan, dan pengendalian mutu susu yang baik

3.2Saran
Adapun beberapa saran yang dapat di berikan dari kunjungan ke Balai Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak Sapi Perah (BPPIB TSP) Buni kasih adalah :
v Perlakukan sapi dengan baik karena jika sapi sampai stress dapat mempengaruhi produksi susu, dan Sejaterahkanlah sapi karena memiliki banyak keuntungan dan mampu mensajeterahkan kita
v Susu hasil pemerahan sebaiknya langsung disimpan ke tempat pendinginan
v Sanitasi kandang pemerahan harus lebih diperhatikan
v Mahasiswa harus mampu semaksimal mungkin dalam mencari informasi
v Universitas di harapkan lebih sering mengadakan kunjungan study tour seperti ini untuk menciptakan  mahasiswa yang terampil dan berwawasan yang luas.
v Sejaterahkanlah sapi karena memiliki banyak keuntungan dan mampu mensajeterahkan kita

3.3Kesan

Adapun kesan yang dapat kami berikan  dari kunjungan  ke Balai Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak Sapi Perah (BPPIB TSP) Buni kasih adalah sebagai berikut :
Kami mahasiswa merasa bertambah wawasan dan keterampilan dengan di adakannya kunjungan ini, karena dengan cara inilah mahasiswa mampu melakukan perbandingkan antara teori dengan praktek yang sebenarnya